Nasihat dan Ucapan Selamat Kepada Para Wanita
Bersama Pemateri :
Ustadz Ahmad Zainuddin
Nasihat dan Ucapan Selamat Kepada Para Wanita adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Risalah Penting Untuk Muslimah, sebuah kitab buah karya Syaikh Prof. Dr. ‘Abdurrazzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr Hafidzahullah. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Ahmad Zainuddin, Lc. pada Rabu, 5 Shafar 1442 H / 23 September 2020 M.
Kajian Islam Tentang Nasihat dan Ucapan Selamat Kepada Para Wanita
Sangat ditekankan secara khusus pada zaman ini, zaman yang penuh dengan godaan, banyak hal-hal yang melalaikan, hal-hal memalingkan yang menyibukkan dari kebanyakan manusia dari tujuan untuk diciptakannya mereka dan juga diadakannya mereka di dunia ini. Yaitu sangat ditekankan wasiat untuk bertakwa kepada Allah Jalla wa ‘Ala dan dan wasiat untuk taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, selalu berpegang teguh dengan syariat Allah Subhanahu wa Ta’ala Yang Maha Bijaksana sebagai nasihat untuk hamba-hamba Allah dan juga sebagai alasan di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala kelak.
Maksud yang disampaikan oleh penulis di sini bahwa kita berada di zaman yang begitu dahsyat, godaan-godaan yang menghantarkan kepada kebinasaan, keburukan dan kehancuran. Begitu dahsyatnya hal-hal yang melalaikan yang bermacam-macam, hal-hal yang
Maka pada zaman yang seperti ini, sangat ditekankan untuk saling memberikan wasiat dengan takwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, saling memberikan wasiat untuk senantiasa taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, saling memberikan nasihat untuk senantiasa melazimi syariat-syariat Allah Subhanahu wa Ta’ala Yang Maha Bijaksana. Ini semua kita lakukan sebagai bentuk kasih sayang kita kepada hamba-hamba Allah dan juga berlepas diri kelak nanti di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Maksudnya “berlepas diri” adalah bahwa ada orang yang menyimpang dari agama, baik itu perkara aqidah atau ibadah atau muamalah atau akhlak dan adab, maka kita menasehati sebagai bentuk berbuat baik kepada hamba-hamba Allah dan juga sebagai bentuk berlepas diri dari tanggung jawab di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena nanti akan ditanya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kenapa ada orang yang melakukan maksiat, meninggalkan hal yang wajib tapi kamu diamkan? Atau melakukan maksiat, melanggar hal yang dilarang tapi kamu diamkan? Maka dengan kita memberikan nasihat, kita berlepas diri dari tanggung jawab di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dan lebih ditekankan lagi dalam perkara yang seperti ini, yaitu mewasiatkan tentang takwa, mewasiatkan untuk taat kepada Allah, senantiasa melazimi syariat Allah Subhanahu wa Ta’ala lebih ditekankan lagi dalam perihal nasihat untuk perempuan secara khusus. Terutama karena godaannya terfokus kepada peremapuan dizaman sekarang ini.
Banyak sekali prilaku-prilaku yang menjerumuskan para perempuan ke dalam hal-hal yang diharamkan. Kemudian rencana-rencana yang sudah diatur sedemikian rupa tujuannya adalah untuk menghilangkan sifat malu kemuliaan, kehormatan dan kesucian yang dimiliki oleh perempuan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَاللَّـهُ يُرِيدُ أَن يَتُوبَ عَلَيْكُمْ وَيُرِيدُ الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الشَّهَوَاتِ أَن تَمِيلُوا مَيْلًا عَظِيمًا ﴿٢٧﴾
“Allah menginginkan untuk memberikan taubat atas kalian, dan orang-orang yang mengikuti syahwat menginginkan kalian menyimpang dengan penyimpangan yang besar.” (QS. An-Nisa[4]: 27)
Allah sudah mengabarkan bahwa ada manusia-manusia yang memang ingin agar perbuatan-perbuatan keji tersebar di tengah kaum muslimah sehingga kaum muslimah membuka auratnya, hilang rasa malunya, hilang ketertutupannya dari laki-laki yang bukan mahram, hilangnya keanggunannya.
Dan ditekankan atas perempuan secara khusus, dan yang dituju dalam perkara ini secara prioritas adalah seorang perempuan, yaitu hendaknya para perempuan bertakwa kepada Allah Jalla wa ‘Ala. Dan hendaknya para perempuan mengetahui hak-hak Allah Subhanahu wa Ta’ala yang wajib dilakukan oleh seorang perempuan. Dan hendaknya para perempuan mengetahui apa saja yang diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan apa saja syariat yang dibawa oleh Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang merupakan bimbingan-bimbingan yang agung, penyuluhan-penyuluhan yang menunjukkan kepada jalan kebenaran yang apabila dikerjakan maka didalamnya seorang perempuan akan mendapatkan kesuciannya, seorang perempuan akan mendapatkan kemuliaannya, seorang perempuan atau mendapatkan keutamaannya dan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Dan perempuan yang terjaga, yang cerdas, yang menginginkan kebaikan untuk dirinya, dia tidak menoleh kepada apa yang dikatakan manusia-manusia rendahan yang menginginkan hilangnya kemuliaan, kesucian dan keagungan perempuan. Pandangan seorang perempuan selalu kepada apa yang dibawa dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dan apa yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Semestinya seorang wanita muslimah seperti itu. Jangan dipikirkan ketika dikatakan oleh manusia-manusia yang tidak bertanggung jawab bahwasannya cadar bukan dari Islam, cadar ada budaya Arab, dan seterusnya. Tinggalkan itu, ikuti apa yang ada dalam Al-Qur’an dan apa yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam hadits-haditsnya.
Contoh lain adalah jilbab yang panjang yang menutupi seluruh tubuh, maka dia tidak memperdulikan apa yang dicelotehkan oleh manusia-manusia rendahan yang tidak faham dan tidak menginginkan kebaikan bagi wanita muslimah. Yang terpenting bagi wanita muslimah adalah dia mendapatkan ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bagaimana dia mengikuti jalan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Kemudian Syaikh akan menyebutkan tiga hadits dan beliau mengatakan: Saya mengajak kepada para perempuan secara khusus untuk memperhatikan dengan perhatian yang sangat mendalam. Dan juga berdiam memperhatikan apa saja kandungan-kandungan yang terdapat di dalamnya.
Hadits pertama, hadits riwayat Bukhari dan Muslim di dalam kitab shahih mereka berdua, dari Abu Sa’id Al-Khudri Radhiyallahu ‘Anhu, beliau bercerita: “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah keluar pada waktu hari Idul Adha atau hari Idul Fitri. Lalu beliau melewati para perempuan kemudian beliau bersabda:
يا مَعْشَرَ النِّسَاءِ تَصَدَّقْنَ فإنِّي أُرِيتُكُنَّ أكْثَرَ أهْلِ النَّارِ فَقُلْنَ: وبِمَ يا رَسولَ اللَّهِ؟ قالَ: تُكْثِرْنَ اللَّعْنَ، وتَكْفُرْنَ العَشِيرَ، ما رَأَيْتُ مِن نَاقِصَاتِ عَقْلٍ ودِينٍ أذْهَبَ لِلُبِّ الرَّجُلِ الحَازِمِ مِن إحْدَاكُنَّ
“Wahai sekelompok kalian para perempuan seluruhnya, hendaknya kalian bersedekah, karena sesungguhnya diperlihatkan kepadaku kalian adalah penghuni neraka yang paling terbanyak.”
Lalu para sahabat-sahabat wanita bertanya: “Dengan apa kami menjadi penghuni neraka yang paling terbanyak?”
Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Karena kalian mencaci, melaknat dan kalian kufur terhadap kebaikan suami. Aku tidak melihat dari makhluk-makhluk kurang akalnya dan agamanya lebih menghilangkan otak orang yang tegas di antara kalian dibandingkan kalian wahai para perempuan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini secara umum maknanya adalah bahwa kebiasaan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menasehati para perempuan, sebagaimana kebiasaan beliau juga menasehati para lelaki. Dan kebanyakan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengingatkan para perempuan tentang kekurangan-kekurangan yang ada pada perempuan, kemudian juga tentang penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh para perempuan. Ini agar mereka menjaga diri dari kekurangan-kekurangan tersebut dan mengobati kalau seandainya memiliki kekurangan-kekurangan tersebut.
Maka pada hari Idul Adha atau hari Idul Fitri, setelah Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkhutbah Id, beliau bersabda: “Wahai para perempuan, bersedekahlah kalian, sesungguhnya diperlihatkan kepadaku kalian adalah penghuni neraka paling terbanyak.”
Kemudian lanjutan dari hadits ini adalah para sahabat wanita bertanya kepada Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam: “Kenapa kurang agama kami dan kurang akal kami Wahai Rasulullah?”
Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
أليسَ شَهَادَةُ المَرْأَةِ مِثْلَ نِصْفِ شَهَادَةِ الرَّجُلِ
“Bukankah persaksian seorang peremapuan seperti setengah dari persaksian seorang lelaki?”
Kemudian para sahabat-sahabat wanita mengatakan: “Benar Wahai Rasulullah.”
Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan:
فَذَلِكِ مِن نُقْصَانِ عَقْلِهَا،
“Itulah kekurangan dari akalnya.”
Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bertanya:
أليسَ إذَا حَاضَتْ لَمْ تُصَلِّ ولَمْ تَصُمْ
“Bukankah seorang wanita jika haid dia tidak shalat dan tidak berpuasa?”
Maka kata para sahabat wanita: “Benar Wahai Rasulullah.”
Maka kata Rasulullah:
فَذَلِكِ مِن نُقْصَانِ دِينِهَا
“Itulah kekurangan dari agamanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Bagaimana penjelasan selengkapnya? Download mp3 kajian dan simak pembahasan yang penuh manfaat ini..
Download mp3 Kajian Nasihat dan Ucapan Selamat Kepada Para Wanita
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/49089-nasihat-dan-ucapan-selamat-kepada-para-wanita/